Pembangunan infrastruktur gedung dan jalan merupakan salah satu sektor bisnis yang paling
banyak mencakup biaya, sumber daya, uang, dan waktu. Lebih daripada itu, pemanfaatan
sumber daya alam hasil tambang seperti semen menjadi hal yang wajib karena menyangkut
penggunaannya selama bertahun-tahun oleh ribuan orang. Pondasi yang kokoh, penggunaan
bahan baku yang tepat, dan juga metode yang baik akan menunjang sebuah infrastruktur
agar layak digunakan selama bertahun-tahun lamanya dan aman bagi semua orang yang
menggunakan.

Salah satu hal yang harus mendapat perhatian lebih adalah proses pembuatan pondasi yang
kokoh. Pembangunan gedung atau pembuatan jalan yang dibuat di atas tanah harus melalui
serangkaian proses yang tidak mudah. Seperti stabilisasi tanah, di mana proses yang cukup
awal dalam pembangunan ini akan memegang faktor penting terhadap pembangunan.
Karena resiko yang dibicarakan di sini adalah kemungkinan runtuhnya gedung atau jalan
yang cepat hancur seiring penggunaan.

Stabilisasi tanah sendiri merupakan sebuah proses penyeimbangan tekstur tanah pada suatu
lokasi pembangunan, agar tanah tersebut kokoh dan dapat menopang beban yang ada
nantinya. Pemerataan beban akan dipertimbangkan dengan berapa banyak lantai gedung
yang dibangun, jenis kendaraan apa saja yang melintas pada pembangunan jalan, dan
lain-lain. Umumnya tahap stabilisasi tanah akan mencampur sekian jenis material untuk
mendapat kekuatan dari tanah itu sendiri supaya memenuhi target. Di mana material yang
digunakan seperti semen, beton, bio-polimer, kalsium klorida, sodium klorida, dan lain-lain.

Namun semenjak setengah dekade terakhir, ilmuwan mulai mengembangkan sebuah
metode di mana penggunaan plastik dapat dilibatkan ke dalam proses stabilisasi tanah.
Terutama plastik-plastik yang berasal dari sampah rumah tangga, sampah sejenis rumah tangga, atau limbah perkotaan. Ulasan kali ini akan membahas signifikansi penggunaan plastik.

Limbah Plastik HDPE Dan PET Sebagai Bahan Dasar Utama

Penggunaan plastik sebagai untuk stabilisasi tanah telah dilakukan oleh banyak peneliti
bahkan sejak tahun 2015. Di mana riset ini muncul dari berbagai belahan dunia, mulai dari
India, sampai ilmuwan di kawasan Uni Eropa. Sebagian besar ilmuwan mendasari
penelitiannya pada fakta bahwa limbah plastik selama ini kurang mendapat perhatian
khusus, sementara penumpukannya setiap tahun selalu terjadi dalam jumlah yang tidak
sedikit. Situasi ini mendorong inovasi di kalangan ilmuwan dan berlomba-lomba untuk
merealisasikannya.

Mengacu pada riset yang dilakukan oleh Dinis Gardete dan Rosa Luzia, setidaknya ada dua
jenis plastik yang sering digunakan dalam eksperimen stabilisasi tanah. Yaitu plastik jenis
HDPE dan PET. Hal ini dikarenakan kedua jenis plastik merupakan jenis plastik yang paling
banyak digunakan sebagai kemasan makanan atau minuman, dan merupakan jenis plastik
dengan porsi paling besar dari keseluruhan limbah plastik yang beredar. Lebih daripada itu,
plastik jenis HDPE dan PET yang mudah untuk dibentuk, tahan cuaca dan korosi. Serta
sumber dari plastik-plastik yang digunakan adalah melalui sampah rumah tangga, label
makanan, atau kemasan makanan dan minuman yang beredar di jalan.

Proses Pencacahan Mekanik Limbah Plastik

Proses pelaksanaan stabilisasi tanah menggunakan limbah plastik pun terbilang cukup
sederhana. Dengan menggunakan tanah yang tidak terlalu kering, dan memiliki karakteristik
berwarna merah bata yang kuat. Serta plastik yang telah dikumpulkan sendiri dicacah
dengan ukuran yang cukup kasar. Dengan total ukuran berkisar antara 1 cm hingga 2 cm, dan
ditabur dengan tidak merata.

Pada eksekusi nya, plastik diproses melalui 3 tahapan berbeda dengan konsistensi plastik
yang berbeda-beda juga. Berkisar antara 1 hingga 3 persen dari total berat tanah yang
digunakan. Cacahan plastik ini dicampur dengan tanah dan sejumlah air untuk mendapat konsistensi kepadatan tertentu. Sampai akhirnya disebar secara merata pada permukaan yang akan diuji sebagai fondasi untuk pembangunan infrastruktur gedung atau jalan raya.

Hasil Stabilisasi Tanah Menggunakan Limbah Plastik

Untuk hasilnya sendiri, berdasarkan kesimpulan dari riset, plastik membantu untuk
meningkatkan kekuatan tanah dalam proses stabilisasinya. Menjadikan tanah berfungsi
sebagai fondasi yang kuat untuk pembuatan gedung dan jalan raya. Lebih daripada itu, nilai
ekonomis yang ditanamkan pada proses ini menambah nilai baik dari eksperimen ini,
mengingat bahwa limbah plastik HDPE dan PET begitu mudah didapatkan. Selain itu, metode
penambahan plastik pada stabilisasi tanah teruji lebih fleksibel di setiap medan baik itu
dataran tinggi atau rendah, juga posisi lahan yang landai atau bergelombang.